Tuesday, May 21, 2024

Pupuk Hayati Tingkatkan Produksi Padi Gogo

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Pupuk hayati dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi. Ir Zainal Arifin MP memiliki cara untuk mendongkrak produksi itu. Langkah pertama dengan merendam benih dalam pupuk hayati yang mengandung bakteri baik seperti Rhizobium sp.

Ia menggunakan pupuk kandang fermentasi dengan biodekomposer 2 ton per hektare (ha). Biodekomposer itu mengandung beragam bakteri baik seperti Trichoderma sp, Aspergillus sp, dan Trametes sp.

“Aplikasi pupuk kandangnya ada yang ditabur di atas lahan, sebagian untuk penutup lubang tanam,” ujarnya.

Ahli tanah dari Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Tualar Simarmata, menuturkan hal senada. Mikrob Trichoderma memberikan efek positif untuk tanah dan tanaman secara umum.

“Trichoderma mempunyai dua fungsi yaitu memaksimalkan penguraian bahan-bahan organik dan agen hayati sebagai imun tanaman,” kata Tualar.

Zainal juga menggunakan pupuk kimia berupa 250 kg Urea dan 300 kg phonska per hektare. “Pupuk phonska diberikan pada awal tanam, sementara 1/3 bagian Urea saat awal tanam, sisanya atau 2/3 bagian saat padi berumur 35 hari setelah tanam,” ujar Zainal.

Ia memanen padi gogo pada umur 120 hari. Produktivitas padi per hektare mencapai 8,650. “Keuntungan akan lebih tinggi jika ditumpangsari dengan jagung,” ujar Zainal.

Menurut alumnus Agronomi, Universitas Gadjah Mada itu jika largo super ditumpangsarikan dengan jagung, produktivitas padi turun menjadi 8,1 ton per hektare.

Ya, teknik budidaya ala Zainal itu inovatif. Largo super sebutannya. “Largo dari pengaturan jarak tanam jajar legowo, sementara supernya karena saya beri tambahan pupuk hayati yang baik untuk tanaman,” ujar Zainal.

Ia juga menggunakan benih Oryza sativa unggul varietas inpago 10. Kombinasi ketiganya itu mampu menggenjot produksi padi gogo di lahan kering. Zainal menggunakan jarak tanam 40 cm x 20 cm x 10 cm. Sementara teknologi konvensional 20 cm x 20 cm.

“Jumlah benih dan populasi meningkat 30%. Cara konvensional kebutuhan benihnya 250 ribu benih, largo super 330 ribu benih per hektare,” ujar Zainal.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Teknologi Desalinasi Air Laut Berpotensi Atasi Krisis Air di Pantura

Trubus.id—Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPP) Universitas Diponegoro (UNDIP) menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img