Mangga salah satu tanaman buah dalam pot (tabulampot) populer dan banyak disukai masyarakat.
Trubus — Mahdy mengunggah foto tanaman mangga berbuah setinggi sekitar 2 m dalam kantong tanam di media sosial pada Mei 2020. Selang dua hari, rekening tabungan warga Kota Depok, Jawa Barat, itu bertambah sekitar Rp10 juta. Itu hasil penjualan dua tanaman mangga dalam pot seharga masing-masing sekitar Rp5 juta. Harga itu tergolong tinggi karena produk sejenis berharga sekitar Rp3 juta. Apalagi buah mangga itu belum masak.”Penjualan mangga dalam pot itu tergolong relatif cepat,” kata pemilik Jacks Manggo Nursery itu.
Sebetulnya Mahdy memiliki tiga produk sejenis, tapi baru dua yang laku. Sisanya sudah puluhan orang yang tertarik membeli. Namun, harganya belum cocok. Banyak orang tersengsem tanaman buah dalam pot koleksi Mahdy karena itu varietas albaara. Keunggulan mangga itu yakni berwarna merah ketika masak dan bercita rasa manis. Hasil pengukuran Mahdy menunjukkan tingkat kemanisan mangga albaara mencapai 28ºbriks. Adapun tingkat kemanisan mangga irwin mencapai 18,4—19,3ºbriks.
Perawatan mudah
Tingkat kemanisan kedua mangga itu melebihi manisnya lengkeng impor di pasaran. Kelebihan lain albaara yaitu buah susul-menyusul dengan gradasi warna yang indah. Buah muda berwarna hijau, menjelang matang merah muda, dan buah masak berkelir merah cerah. Pehobi berpeluang besar menemukan ketiga warna itu dalam satu pohon. Itu makin mempercantik penampilan tabulampot albaara.
Keindahan warna itulah yang mendorong pehobi tabulampot di Lubukpakam, Deliserdang, Sumatera Utara, Edi Amat, S.Pd., memboyong tabulampot albaara. Edi berharap bisa segera menikmati keindahan dan kelezatan mangga itu. Kehadiran tabulampot albaara sangat membantu Edi melewati hari-hari selama pandemi korona. “Merawat tanaman di rumah bisa menghilangkan stres,” kata pria yang berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah swasta di Lubukpakam itu.
Selain wangi, ukuran albaara pun cocok untuk buah meja lantaran berbobot 300—400 g per buah. Daging buah albaara kuning, lumayan tebal, dan berserat halus. Albaara mangga andalan Mahdy. Ia memfokuskan diri mengembangkan albaara sejak 2015. Saat itu Mahdy mendapatkan entres mangga albaara dari seorang kawan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Said Albar.
Said menemukan mangga itu di Kelurahan Baturaja, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Menurut Mahdy membuahkan tabulampot mangga relatif mudah. Ia mengandalkan sekam mentah, tanah, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 sebagai media tanam. Hampir tidak ada penggantian media tanam.
“Saya hanya mengganti media tanam jika tanaman terlampau besar dibandingkan dengan pot,” kata pria kelahiran Jakarta, itu. Ia hanya memberikan ¼ dolomit murni sekeliling batang pada media tanam yang terlalu kering meski sudah disiram atau setiap 6 bulan. Dengan cara itu media tanam berangsur kembali normal. Mahdy hanya membuahkan mangga berumur minimal 2 tahun. Caranya ia memakai pupuk racikan sendiri yang berisi antara lain nitrogen, fosfor, dan kalium.
Pupuk itu berperan menyuburkan dan membuahkan tanaman. Dosisnya satu kemasan pupuk 430 g untuk dua tabulampot. Tabur pupuk di sekitar batang lalu siram. Pastikan tidak ada daun muda ketika mengaplikasikan pupuk. Lazimnya sebulan berselang tanaman berbunga. Selanjutnya buah susul-menyusul. Pangkas tangkai bunga ketika memanen buah.
Mangga avokad
Jika menanam dari bibit kecil setinggi 50 cm, maka gunakan 2 sendok makan pupuk racikan itu setiap bulan. Hama yang kerap mengganggu kutu kebul. Adapun untuk mengatasinya ia menggunakan insektisida sesuai anjuran pada kemasan. Perawatan seperti itu memungkinkan Mahdy memanen aneka mangga di rumahnya.
Ia menganjurkan mangga chokanan untuk pehobi pemula genjah dan membentuk tajuk sendiri. Mangga avokad pilihan lain pehobi tabulampot. Sejatinya mangga avokad adalah mangga gadung klon 21. Disebut avokad karena mengonsumsinya sama seperti avokad. Caranya dengan membelah secara melintang.
Guru besar di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Sobir, M.Si., mengatakan kelebihan tabulampot mangga yaitu mudah dipelihara karena tanaman berukuran kecil.
Namun, perakarannya terbatas, maka produksi buah dan rasanya tidak sebaik penanaman di lahan yang optimum. “Mangga yang produksi buahnya dapat diinduksi dengan stres air cocok untuk tabulampot,” kata peneliti di Pusat Kajian Hortikultura Torpika (PKHT), IPB, itu. Ukuran pot dan sinar matahari beberapa faktor yang memengaruhi produksi mangga. (Riefza Vebriansyah/Peliput: Tamara Yunike)