Trubus.id—Produktivitas teh di Blok Drejeg milik PT Pagilaran meningkat. Semula 892,91 kg daun teh kering per ha. Hasil itu menjadi 1.253,22 daun teh kering per ha pada Juni 2023. Artinya peningkatan itu 40,35%.
Panen teh pun relatif normal yakni dua kali selama 60 hari. Masa panen pun relatif normal yakni dua kali selama 60 hari. Selain itu kebun teh di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah, berdaun cerah dan mengilat.
Selain itu hasil tunas aktif (pucuk peko) di blok penanamn seluas 6,21 ha itu lebih banyak dibandingkan dengan tunas tidak aktif (pucuk burung). “Teh berkualitas ditentukan dari hasil pucuk peko,” ujar salah satu asisten kebun di PT Pagilaran, Heru Susanto.
Rahasianya karena penggunaan Super Smart Fertilizer (SSF). Pekerja mengaplikasikan 60 gram bubuk SSF ke setiap tanaman teh di kebun itu. Sebelum panen dua kali dalam rentang 60 hari, tanaman teh yang berasal dari klon TRI 2025 itu disemprot dengan SSF cair. Takarannya 10 liter SSF dilarutkan dalam 300—400 l untuk 1 ha lahan.
Sejatinya kenaikan produksi di Blok Drejeg itu bukan yang tertinggi dari lima blok yang diaplikasikan SSF. Di Blok Pecundukan IV peningkatan produksi mencapai 327,64%. Menurut ketua tim riset SSF untuk komoditas teh, Taufan Alam, S.P., M.Sc., aplikasi pupuk SSF cair meningkatkan rerata produktivitas 59,82% dari 654,55 kg/ha menjadi 1.024,14 kg/ha.
Aplikasi kombinasi SSF padat dan SSF cair menunjukkan peningkatan yang nyata sebesar 94,34% dari 853,25 kg/ha menjadi 1.228,41 kg/ha. “Secara umum dapat disimpulkan bahwa aplikasi pupuk SSF mampu meningkatkan rerata produktivitas teh sebesar 81,39%,” ujar Taufan.
Peneliti pencetus terciptanya SSF itu guru besar di Fakultas Pertanian, UGM, Prof. Dr. Ir. Taryono, M.Sc., dan Dr. Agus Kuncaka (Fakultas MIPA, UGM). Selain teh, pupuk SSF bisa untuk tanaman pangan, tanaman hortikultura, dan tanaman perkebunan.
Taufan menuturkan SSF itu humus buatan yang melalui humifikasi kimia sehingga mengubah bahan organik menjadi arang. Mengandung senyawa paramagnetik, protein, lemak, karbohidrat, serta makro dan mikronutrien yang membentuk agregat supramolekul berdasarkan ikatan hidrogen.
“SSF berbahan baku utama biochar, kompos, dan hidrolisat limbah bulu ayam dari industri pemotongan ayam.” kata dosen Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada (UGM), itu.