Trubus.id—Teknik dehidrasi bisa mengawetkan anggur laut hingga 6 bulan. Dehidrasi merupakan teknik pengawetan makanan dengan menurunkan kandungan air pada bahan pangan sehingga mencegah aktivitas mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan.
Produsen anggur laut di Kota Singaraja, Provinsi Bali, Kadek Lila Antara, S.Pi., M.P., menggunakan pengawetan teknik dehidrasi. Mula-mula Lila memanen anggur laut berumur minimal 45 hari.
Selanjutnya ia mengelompokkan (grading) bulung boni— sebutan anggur laut dui Bali—berdasarkan panjang. Jadi, ada 2 kelas anggur laut yaitu yang memiliki panjang kurang dari 10 cm dan lebih dari 10 cm.
Kemudian anggur laut melalui tahap dehidrasi. Caranya dengan merendam anggur laut bersama air dan garam. Sayangnya, Lila tidak menyebutkan komposisi atau takaran kedua bahan itu.
Perendaman dalam larutan garam selama 24 jam hingga ukuran dan bobot anggur laut menyusut 50% dari bentuk segar. Dehidrasi hanya menggunakan air dan garam tanpa bahan kimia berfungsi mengurangi kadar air tanpa merusak kandungan dan manfaat anggur laut.
Tidak hanya Lila yang mengawetkan anggur laut dengan teknik dehidrasi. Adi Firmansyah juga menghasilkan 5—10 kg anggur laut terdehidrasi dari 10—20 kg segar. Artinya rendemen pengawetan anggur laut oleh warga Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, itu mencapai 50%. Ia bermitra dengan Lila untuk menghasilkan anggur laut terdehidrasi.
Pemasok anggur laut terdehidrasi di Kelurahan Cikeasudik, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Afifa Pusvita Sari, mengatakan, anggur laut memiliki nilai jual tinggi dan berpotensi ekspor.
“Selain bermanfaat untuk kesehatan kulit dan jantung, zat fucoidan dalam anggur laut bersifat antikanker,” kata pemilik Greencaviar. id itu.
Anggur laut tengah naik daun beberapa tahun terakhir. Alga hijau yang semula dianggap liar itu kini bernilai jual tinggi. Musababnya beberapa negara di Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan kerap menjadikan bahan pangan itu menjadi santapan sehari-hari.
Itulah yang membuat Lila tertarik membudidayakan anggur laut sejak 2017. Pria berumur 37 tahun itu merupakan pelopor pembudidaya anggur laut di kolam semen di Bali.
Dosen Program Studi Budidaya Perikanan, Politeknik Negeri Lampung, Juli Nursandi, S.Pi., M.Si., mengatakan, anggur laut mulai dibudidayakan 5—10 tahun terakhir. Anggur laut menjadi makanan dan salah satu kearifan lokal masyarakat Indonesia terutama di pesisir laut.
“Secara umum anggur laut dikonsumsi dalam bentuk segar oleh masyarakat Indonesia,” kata Juli.
Ia menuturkan, tren anggur laut terus meningkat pada masa mendatang. Alasannya nutrisi dan mineral dalam anggur laut baik untuk kesehatan. Budidaya relatif mudah dan harga jual bersaing memungkinkan masyarakat pesisir untuk membudidayakan anggur laut.
Apalagi potensi komoditas laut itu masih terbuka lebar. Dengan teknik osmoregulasi atau dehidrasi, anggur laut segar yang mengalami penyusutan bentuk sangat menguntungkan untuk pengiriman jarak jauh.