Trubus.id—Peneliti di Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. rer. nat. Suseno Amien merakit varietas stevia baru yang minim langu agar menghemat biaya pascapanen dan diterima konsumen. Suseno pun merakit klon unggul stevia m16 yang lahir dari mutasi genetik sejak 2009.
“Prosesnya lewat kultur jaringan fenomena variasi somaklonal,” kata Suseno. Tetua m16 merupakan stevia-stevia koleksi Suseno dari berbagai daerah di tanah air seperti Bogor, Provinsi Jawa Barat, Tawangmangu (Provinsi Jawa Tengah), Garut (Provinsi Jawa Barat), dan Provinsi Riau.
“Persilangannya panjang dan menghasilkan banyak keturunan. Dari keturunan-keturunan itulah kami lakukan mutasi genetic secara in vitro,” kata Suseno. Seleksi untuk menghasilkan klon unggul itu membutuhkan tiga tahun hingga akhirnya lahir stevia m16. Huruf m pada nama itu berarti mutasi, sedangkan 16 itu nomor koleksi stevia milik Suseno.
Menurut doktor biologi molekuler tanaman terapan alumnus Universitas Hamburg, Jerman, itu stevia m16 juga unggul dari kadar rebausida A dan steviosida. Kadar rebausida A stevia m16 lebih dari 0,21 ppm, sedangkan steviosida lebih dari 0,67 ppm.
Nun di Kecamatan Sonder, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, Maryoris Tilaar, membudidayakan stevia asal Korea Selatan. “Saya dapat bibitnya dari seorang rekan di Jakarta yang berteman dengan orang Korea Selatan pada 2018,” kata Maryoris.
Stevia itu tumbuh subur di Kecamatan Sonder dengan produktivitas 1,5—2 ton daun kering per hektare. Stevia itu bercitarasa manis dan minim langu. “Asalkan kita panen sebelum berbunga, stevia itu tidak langu. Jadi, usahakan panen stevia umur 30 hari maksimal 40 hari setelah tanam (hst),” kata Maryoris.
Pemanenan lebih dari 40 hst atau ketika tanaman berbunga membuat tingkat kemanisan stevia menurun plus muncul langu. Stevia asal Korea Selatan itu sudah 5 tahun tumbuh di desa Maryoris.
“Sejauh ini bagus pertumbuhannya sehingga dijadikan varietas unggul lokal Minahasa oleh pemerintah. Rencananya pada 2024,” kata Maryoris. Ia mengusulkan nama Stevia rebaudiana itu sonder. Alasannya karena penanaman awal stevia impor itu di Kecamatan Sonder.
Pembeli asal Korea Selatan menyukai stevia itu. Terbukti Maryoris tiga kali ekspor daun stevia kering sejak 2018. Sekali pengiriman, Maryoris harus menyediakan satu kontainer berisi 8 ton daun kering.