Friday, January 17, 2025

Cara Perancis Beternak Ayam

Rekomendasi
- Advertisement -

Peternak ayam di Perancis menggunakan teknologi modern dan ramah lingkungan.

Dari kejauhan bangunan berwarna krem itu seperti rumah tinggal. Dinding mirip tembok dan atap persis hunian. Pemilik bangunan, Stéphane Dahirel, memanfaatkannya untuk kandang ayam bernama EARL du Moulin. Peternak di Lanouée, Morbihan, Brittany, Perancis, itu menggunakan bangunan tertutup agar ayam berproduski maksimal dan menyiasati cuaca dingin.

Ayam dalam kandang tertutup lebih nyaman karena suhu dapat diatur sesuai kebutuhan unggas.

Ayam berumur sehari atau day old chick (DOC) menempati ruangan seluas 3.000 m². Ia memanen ternaknya pada umur 42 hari dan berbobot 2,5 kg. Peternak ayam pedaging di Indonesia rata-rata memanen ayam pada umur 42 hari dan berbobot 1,3—1,6 kg. Stephane memiliki total lima kandang ayam serupa—mampu menampung puluhan ribu ekor per kandang.

Mesin penghangat

Stéphane menuturkan, “Kami menjual hasil panen ke salah satu perusahaan makanan cepat saji internasional di Perancis dan pasar swalayan.” Suami Marie Astrid Dahirel itu membudidayakan ayam secara modern. Kandang ayam modern itu dilengkapi dengan kipas dan sistem pendingin agar udara di dalam sesuai kebutuhan ayam. Menurut Stéphane kipas juga berperan mengeluarkan gas berbahaya seperti amonia. Di kandang itu ia memasang 7 kipas dengan interval 10 meter.

Ruang peyimpan potongan kayu berkapasitas 40 m3 sebagai bahan bakar sistem pemanas biomassa.

Sebaliknya saat musim dingin, Stéphane mengaktifkan sistem pemanas berbahan bakar biomassa. Teknologi itu tergolong baru pada sistem pemanas (baca boks: Pemanas Biomassa). Lazimnya peternak lain di Perancis memanfaatkan gas sebagai bahan bakar sistem pemanas. Keistimewaan lain kandang milik Stéphane yakni sistem pengolahan air berbasis asam hipoklorus (hypochlorous acid).

Ayam meminum air hasil pengolahan sistem itu yang antara lain berfaedah sebagai disinfektan yang mencegah serangan penyakit akibat bakteri. Peneliti ayam di Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Dr. Ir. Tike Sartika, M.Si, mengatakan penggunaan kandang tertutup (closed house) seperti di peternakan di Perancis itu bagus karena kandang lebih higienis sehingga penyakit pun dapat ditekan.

Peternak dapat mengatur suhu dan pencahayaan di dalam kandang sesuai kebutuhan ayam. Kekurangan kandang tertutup adalah memerlukan investasi besar. “Harga kandang tertutup di Indonesia sekitar Rp200 juta hingga miliaran rupiah,” kata Tike. Menurut doktor Peternakan alumnus Institut Pertanian Bogor itu mengatakan, hanya produsen DOC besar di Indonesia yang memiliki kandang tertutup.

Menguntungkan

Pada 1970 perusahaan produsen DOC besar di tanah air memanfaatkan kandang tertutup sebagai tempat penangkaran. Alasannya karena ayam indukan mereka berasal dari mancanegara sehingga memerlukan kandang tertutup untuk menyesuaikan diri dengan iklim Indonesia.

Peserta SPACE 2018 menggunakan pakaian biosekuritas saat berkunjung ke peternakan ayam di Perancis.

Namun, kini beberapa perusahaan besar di Indonesia juga menggunakan kandang tertutup untuk pembesaran ayam. Sementara peternak biasa belum bisa memanfaatkan kandang tertutup karena biaya investasi terlampau tinggi. Hampir semua bahan baku kandang tertutup berasal dari impor. PT Sumber Unggas Indonesia, salah satu perusahaan produsen DOC ayam lokal yang menggunakan kandang tertutup sejak 2017.

Stéphane Dahirel, pemilik Peternakan ayam EARL du Moulin.

Kini perusahaan di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,itu memiliki 3 unit kandang tertutup untuk produksi DOC. Penggunaan kandang tertutup bertujuan untuk penghematan jangka panjang. Beternak dalam kandang tertutup pun lebih efisien. “Kami berbisnis makhluk hidup. Jadi kami berusaha menciptakan lingkungan senyaman mungkin untuk ayam,” kata Vice Director Production PT Sumber Unggas Indonesia, Carlim.

Dengan begitu hasil panen sesuai harapan. Jadi meski berinvestasi besar, perusahaan yang berdiri pada 2011 itu berencana menggunakan kandang tertutup untuk pembesaran ayam lokal pada 2019. Selain produsen DOC, PT Sumber Unggas Indonesia pun produsen ayam lokal potong. Carlim memilih kandang tertutup juga karena selama ini kandang pembesaran ayam milik perusahaan itu hasil sewa, bukan milik sendiri.

Padahal, makin lama, kualitas kandang semakin turun. Jadi mereka memilih kandang milik sendiri berupa kandang tertutup. Carlim mengatakan budidaya ayam dengan kandang tertutup memiliki beberapa keuntungan seperti populasi lebih tinggi (lebih dari 20%) dan ayam lebih nyaman karena suhu dapat disesuaikan. Selain itu jumlah karyawan berkurang dan kematian ayam lebih sedikit.

Mesin pengolahan air berbasis asam hipoklorus (hypochlorous acid).

Adapun operator kandang tertutup hanya 1 orang. Sebab sistem kandang tertutup serba otomatis seperti pengaturan suhu. Kandang biasa memerlukan 4 petugas operator.

Biosekuritas

Peneliti ayam di Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Dr. Ir. Tike Sartika, M.Si.

Menurut Carlim kelemahan kandang tertutup yakni banyaknya debu beterbangan dalam kandang sehingga mengganggu karyawan. Debu juga menempel di pakan dan sulit dibersihkan. Debu beterbangan karena ayam kampung bergerak aktif. Menurut Tike peternak di Indonesia yang beriklim tropis tidak memerlukan kandang tertutup. “Yang diperlukan peternak adalah biosekuritas,” kata Tike.

Sementara peternak di mancanegara seperti Perancis membutuhkan kandang tertutup lantaran adanya musim dingin. Yang dimaksud biosekuritas misalnya pekerja mesti mandi sebelum masuk kandang. Minimal telapak kaki bersih dan disemprot disinfektan. Lebih ideal jika ada sepatu dan sandal khusus di dalam kandang. Ketika Trubus memasuki kandang milik Stéphane pun mesti memakai pakaian berbahan plastik, sepatu, dan kepala.

Biosekuritas juga meliputi kebersihan kandang harus selalu terjaga dan saat menjual ayam pun tidak boleh langsung ke kandang. Harus ada tempat khusus untuk penjualan ayam. Dengan demikian maka peternakan ayam pun aman dan ramah lingkungan. Konsumen yang mengonsumsi daging unggas setali tiga uang. 

Vice Director Production PT Sumber Unggas Indonesia, Carlim, bakal menggunakan kandang tertutup untuk pembesaran ayam lokal pada 2019.

Pemanas Biomassa

Lazimnya peternak ayam broiler di Perancis menggunakan sistem pemanas gas untuk mengatasi cuaca dingin pada musim dingin. Namun, Stéphane Dahirel memanfaatkan biomassa. “Kami menggunakan potongan kayu dari lingkungan sekitar yang selalu tersedia,” kata peternak ayam di Lanouée, Morbihan, Brittany, Perancis itu. Oleh karena itu, Stéphane membangun ruang teknis berukuran sekitar 6 m x 3 m di dekat kandang ayam.

Ruangan itu terbagi menjadi dua bagian. Pertama ruangan berisi mesin pemanas ruangan berkekuatan 130 kW dan yang kedua sebagai tempat penyimpanan serutan kayu berkapasitas 40 m³. Ruangan mesin pemanas terhubung dengan 3 pemanas dalam kandang. Stéphane merogoh kocek dalam €90.000 setara Rp1,5 miliar jika kurs €1=Rp17.000 demi terpasangnya sitem pemanas biomassa itu.

Meski begitu sistem pemanas dengan gas tetap terpasang di kandang. Tujuannya agar dapat digunakan ketika musim dingin ekstrem. Artinya ia bisa mengandalkan dua sistem pemanas berbeda ketika cuaca ekstrem. Sistem pemanas biomassa menggunakan air sebagai pemanas kandang. Mesin pemanas memanaskan air yang tersimpan dalam buffer tank. Air bersuhu 80°C kemudian keluar buffer tank lantas menuju 3 pemanas dalam kandang.

Mesin pemanas tipe terbaru menggunakan biomassa sebagai bahan bakar dan air sebagai sumber panas.

Posisi pemanas sekitar 60 cm dari alas kandang. Setelah itu kipas dalam pemanas meniupkan udara panas bersuhu 55°C ke seluruh kandang secara merata. Dengan cara itu Stéphane menghemat 10 ton gas. Kondisi udara dalam kandang pun nyaman untuk ayam. Selain itu tingkat kejadian infeksi tapak kaki unggas (pododermatitis) menurun sehingga tidak ada lagi penurunan bobot potong. “Oleh sebab itulah saya akan melengkapi dua kandang ayam lainnya dengan sistem pemanas biomassa,“ kata Stephane.

Ekshibisi Ternak

Kunjungan ke peternakan ayam EARL du Moulin milik Stéphane Dahirel itu salah satu kunjungan lapang acara pameran peternakan terbesar di dunia, Salon de la Production Agricole Carrefour Européen (SPACE) 2018, Rennes, Perancis. Beragam perkembangan mutakhir dan inovasi terbaru di industri peternakan (sapi perah, sapi pedaging, domba, kambing, dan kelinci) tersaji di pameran itu.

Itulah sebabnya hampir 400 industri peternakan dari berbagai negara seperti Jerman, Belanda, dan Belgia berpartisipasi pada ajang yang yang memasuki tahun ke-32 penyelenggaraan pada 2018 itu. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 2017 yang mencapai 381 peserta pameran. Lebih dari 140.000 pengunjung dari 128 negara di hampir semua benua pun mengunjungi pameran yang berlangsung di Rennes Exhibition Centre pada 11—14 September 2018 itu. (Riefza Vebriansyah)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Ahli Jelaskan Perbedaan Gejala HMPV, Influenza, dan Covid 19

Trubus.id–Virus Human Metapneumovirus (HMPV) belakangan ini menjadi sorotan. Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Kedokteran Praklinis dan Klinis Badan...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img