Trubus.id–Kisah pemuda di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Janu Muhammad menjadi inspirasi bagi kaula muda. Janu menerapkan pertanian terpadu dengan memberdayakan petani dan masyarakat setempat.
Usai menjalani pendidikan pascasarjana di Research in Human Geography, University of Birmingham, Inggris, ia kembali ke tanah kelahirannya di Kabupaten Sleman.
Janu mendirikan program penjualan sayuran secara daring dengan nama Sayur Sleman pada 2020. Bisa dibilang Sayur Sleman itu debut perdana Janu di dunia agribisnis.
Sayur Sleman lahir sebagai bentuk perhatian Janu kepada pedagang yang kesulitan memasarkan barang dagangannya karena pandemi Covid-19. Janu memfasilitasi 130 pedagang di Pasar Sleman untuk menjual sayur secara daring.
Ia mengambil sayur dan buah segar, serta sedikit daging dari pedagang di pasar untuk diantarkan langsung kepada pembeli.
“Setidaknya ada 10 pesanan yang harus diantarkan setiap hari,” kata pria berumur 31 tahun itu.
Mayoritas pelanggan Sayur Sleman adalah masyarakat kelas menengah ke atas. Janu menuturkan beberapa pelanggan ada yang menghabiskan uang Rp500.000—Rp1 juta dalam sekali belanja untuk kebutuhan mingguan maupun bulanan.
Frekuensi belanja setiap konsumen dengan nominal besar biasanya 3—4 kali dalam sebulan. Pada tahun kedua Sayur Sleman beroperasi, Janu telah memiliki kurir yang menggantikannya mengantar pesanan.
Kurir Sayur Sleman merupakan mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Yogyakarta. Pada 2024, Sayur Sleman mempunyai 10 kurir.
Keberhasilan Janu mengembangkan bisnis sayuran di bagian hilir memberikan semangat baginya untuk terjun di bagian hulu. Pada tahun 2023, Janu bersama dengan empat rekannya mulai mengembangkan budidaya tanaman sayuran di lahan seluas 1 hektare.
Janu menuturkan, lahan itu merupakan tanah kas Desa Margorejo yang digratiskan untuk dikelola bersama.
Ia bermitra dengan 10 petani muda setempat, 15 kelompok tani, dan 25 kelompok wanita tani untuk mengembangkan budi daya tanaman dengan konsep pertanian terpadu. Usaha budi daya tanaman on farm itu bernama TANDURASA singkatan dari Pertanian Terpadu Rakyat Sleman.
TANDURASA membudidayakan beragam tanaman sayuran seperti selada, pakcoy, bayam, dan kangkung. Adapula cabai dan kembang kol. Budi daya sayuran dilakukan dengan dua cara yakni penanaman di lahan dan hidroponik.
Janu juga membangun rumah tanam seluas 100 m2 untuk menanam melon premium secara hidroponik dengan sistem rakit apung.
Ia membuka kerja sama kepada semua pihak yang berkeinginan mengembangkan budidaya tanaman baik konvensional maupun hidroponik.
Keterampilan Janu mengembangkan Sayur Sleman dan TANDURASA yang berkolaborasi dengan masyarakat setempat membawanya meraih beragam penghargaan tingkat nasional.
Janu juga terpilih sebagai kandidat Young Ambassador Agriculture Kementerian Pertanian RI 2023 dan menjadi salah satu delegasi pada perhelatan 2024 Young World Summit di Kanada. Kisah petani muda lainnya dapat diakses pada E-Magazine Majalah Trubus. (Klik di sini)