Trubus.id — Jangsha semringah lantaran harga kopi beras (green beans)—sebutan untuk buah kopi kupas—dari kebun mencapai Rp40.000–Rp50.000 per kilogram. Sebelumnya, harga kopi beras dari kebun Jangsha hanya Rp30.000 per kg. Apa rahasia harga jual kopi meningkat?
Petani di Desa Jokoh, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan, itu mengatakan, kuncinya menerapkan budidaya intensif dan pascapanen tepat. Jangsha memetik biji kopi masak fisiologis dengan ciri berwarna merah atau kuning. Sebelumnya, ia memetik kopi hijau.
Teknik penjemuran juga berpengaruh pada kualitas kopi. Terpal kerap digunakan sebagai alas jemur biji kopi. Menjemur kopi tanpa alas menurunkan mutu kopi. Selain itu, petani harus menyortir biji kopi yang pecah dan hitam.
“Kedua biji kopi itu tidak menghasilkan kopi berkualitas baik,” kata pria berumur 48 tahun itu.
Menurut Jangsha, menghasilkan kopi premium berawal dari varietas unggul dan budidaya tepat. Hasil produksi di kebun Jangsha meningkat 30% setelah peremajaan tanaman. Semula Jangsha hanya memanen 1 ton per hektare per musim karena belum meremajakan tanaman. Hal ini karena tanaman berumur 30–40 tahun warisan dari orangtua.
Jenis kopi yang tumbuh antara lain robusta pandi, langir, dan curug. Jangsha menyambung pohon tua menggunakan metode sambung pucuk dengan varietas unggul basemah yang terbukti adaptif di Pagaralam.
Setelah penyambungan, hasil panen meningkat menjadi 1,3 ton per hektare per musim. Jika semula panen 1 kali per tahun, kini bisa panen selang 1–2 bulan. Ia mengelola kebun kopi seluas 5 hektare dengan populasi 3.000–3.500 tanaman per hektare. Selain tingkat produktivitas tinggi, Anda bisa menyimak cara meningkatkan mutu robusta di Majalah Trubus Edisi 639 Februari 2023.
Majalah Trubus Edisi 639 Februari 2023 mengupas tuntas terkait bisnis kopi robusta premium dari hulu hingga hilir. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 639 Februari 2023 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.