Trubus.id—Inovasi teh semakin beragam. Rumah-rumah teh pun bermunculan di mana-mana. Di Jakarta saja ada sekitar 10 kedai teh yang penting. “Bosen Ngopi? Merapat ke Tea House, saja!” begitu iklannya.
Film Cerita Selembar Daun pun diputar sejak 2019. Ditonton sambil minum teh dengan paket seharga Rp180.000 per orang di Rumah Teh Pancoran.
Tempat minum teh The Wellness Group (TWG Indonesia) membuka sejumlah gerai di Jakarta dengan ornamen kerajaan Inggris.
Ada Lewis & Caroll Tea yang menawarkan puluhan jenis racikan teh dari berbagai daerah hingga teh herbal yang terbuat dari bunga dan buah. Ada pula rumah teh Tsujiri yang menyajikan teh yuzu asli dari Jepang.
Dua lagi yang berkelas internasional adalah Siang Ming Tea Shop dan Tong Tji Tea House.
Bukan hanya Rumah Teh, perkebunan teh juga makin semarak. Sejak 2020, paling sedikit 8 kebun teh yang dinyatakan instagramable dibuka di seluruh Indonesia.
Mulai dari kebun teh Wonosari di Malang, Jawa Timur, sampai kebun teh Bahbutong di Simalungun, Sumatra Utara. Tentu dihiasi dengan giant text yang meriah dan menyebut nama kebun teh itu.
Panggung-panggung swafoto dibangun. Ratusan bahkan ribuan generasi milenial membuat video untuk akun facebook, instagram, dan tiktok mereka.
Publik semakin memahami dan menikmati perjalanan selembar daun teh dari kebun sampai ke cangkirnya. Kebun Teh Kertowono di Lumajang, Jawa Timur dan Kebun Teh Ciater, Subang, Jawa Barat termasuk daftar yang wajib dikunjungi.
Ada teh hijau, teh hitam dan teh putih. Fungsinya: “Kalau kamu kedinginan, teh akan menghangatkan. Kalau kamu kepanasan, teh akan menyejukkan. Kalau kamu sedih, teh akan menyenangkan. Dan kalau kamu terlalu gembira, teh akan menenangkan.” Begitu puisi pujangga Inggris Gladstone yang dengan fasih dikutip Carlina Adiwilaga.
“Daun teh membawa saya datang ke berbagai negara. Bahasa Inggris saya pun jadi lancar. Terutama kalau bicara tentang teh.” Begitu kata Carlina Susanto Adiwilaga sambil tertawa.
Wanita kelahiran Indramayu, Jawa Barat, itu awalnya mengajar di Institut Teknologi Bandung, jurusan Kimia Organik. Skripsi sarjananya mengenai minyak asiri.
Namun, setelah menikah dia pindah ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi perkebunan di Jawa Barat.
“Ada kebun teh, kina, karet, kakao dan kelapa sawit,” tuturnya.
Selama tiga bulan dia dikirim ke India untuk menjadi pakar pencicip teh tea taster. Jabatannya: direktur utama dan direktur produksi PT Lysander Camelia Nusantara. Sampai pensiun!