Monday, March 3, 2025

Robusta Unjuk Gigi

Rekomendasi
Muhammad Eka Pramudita

Trubus — Bertahun-tahun pohon-pohon kopi itu merana. Pohon menjulang setinggi atap rumah, tajuk saling menutupi. Bahkan, beberapa pohon menua dan sakit. Warga Desa Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, membiarkan tanaman kopi robusta itu menjemput ajal. Namun, sejak 2,5 tahun belakangan pemandangan itu berubah. Warga mengubah hutan kopi itu menjadi kebun yang tertata.

Perawaran intensif dan pengolahan pascapanen menyebabkan cita rasa kopi robusta asal asal Bogor pun terdongkrak. Warga Sukamakmur kian menyadari nilai jual kopi yang mereka tanam sejak lama. Kualitas kopi robusta asal Bogor juga teruji pada kontes kopi spesialiti Indonesia yang diselenggarakan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) di Takengon, Aceh Tengah, pada 2016.

Populer

Pada kontes itu kopi robusta asal desa Cibulao, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, mendapatkan nilai cupping tertinggi yaitu 84,53. Padahal, dahulu banyak orang mendaulat kopi arabika sebagai kopi enak. Namun, hasil kontes itu membuktikan kopi robusta juga tak kalah nikmat. Seiring waktu pengetahuan konsumen tentang kopi kian tinggi. Lidah penikmat kopi makin akrab dengan berbagai jenis kopi enak.

Bukan cuma arabika, tetapi juga robusta. Kopi robusta Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Robusta produksi negara lain seperti Vietnam dan Brasil jarang digunakan sebagai campuran. Sebut saja Italian coffee yang memasukkan 10% robusta Indonesia untuk menaikkan krema. Krema merupakan bagian kopi yang paling lezat. Belakangan robusta-robusta bercita rasa tinggi alias fine robusta mulai unjuk gigi.

Kopi robusta bercita rasa tinggi kian populer.

Penikmat kopi menyambut hangat kehadiran robusta premium itu. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia lebih suka kopi yang pahit yang bisa didapatkan dari robusta. Lumbung kopi robusta berkualitas sendiri banyak tersebar di berbagai daerah di tanah air. Sebut saja Jawa Tengah (Temanggung), DI Yogyakarta (Sleman), Lampung, Bali (Tabanan), Jawa Barat (Bogor). Klon yang ditanam antara lain PP45, PP308, dan PP208.

Robusta menguasai 70—80% produksi kopi di Indonesia. Tanaman adaptif di dataran rendah dan berproduksi lebih tinggi dibandingkan dengan arabika. Oleh karena itu, peluang robusta merebut pasar cukup tinggi. Apalagi robusta yang tumbuh di tanah air merupakan robusta terbaik. Dengan pemanenan dan pengolahan yang tepat robusta pun bisa naik kelas. Pengetahuan pekebun tentang kriteria buah kopi bermutu juga semakin membaik.

Untuk mendapatkan fine robusta pekebun harus pandai memilih buah yang sesuai kriteria. Secangkir kopi robusta premium berasal dari buah kopi yang matang sempurna dan berkulit merah. Petik muda membuat citarasa getir, sepat, dan beraroma rumput. Usai petik buah langsung digiling kemudian diseleksi. Seleksi dilakukan untuk membuang biji kopi cacat seperti hitam, pecah, dan bercendawan.

Jaga mutu

Dahulu penikmat kopi menyukai robusta yang pahit dan kuat. Namun, sekarang mereka juga menggemari robusta yang creamy, sedikit masam, dan beraroma wangi. Untuk mendapatkan kopi enak itu bisa didapat dari pemanenan dan pengolahan buah kopi yang tepat. Secara umum pengolahan pascapanen buah kopi menyesuaikan keinginan pembeli, bisa natural, honey, atau fullwash. Untuk robusta pengolahan yang disarankan adalah honey dan fullwash.

Kopi terbaik bermula dari buah kopi yang dipanen matang.

Proses kering bagus untuk robusta karena dagingnya tipis. Perlakuan itu menghasilkan kopi dengan cita rasa manis. Namun, proses basah juga bisa menciptakan secangkir kopi robusta enak dengan body lembut. Rasa robusta yang istimewa berkat penanganan yang tepat menghasilkan fine robusta yang berharga tinggi. Harga green bean fine robusta berkisar Rp40.000—Rp60.000 per kg. Sementara grade ekspor Rp21.000—Rp28.000, sedangkan grade asalan Rp18.000 per kg.

Perlahan robusta tak lagi berlabel kopi inferior. Bagi pekebun robusta merupakan pundi rupiah yang menjanjikan. Oleh karena itu, mereka mulai menata kembali kebun kopi yang lama telantar. Mereka mengganti tanaman-tanaman tua dengan tanaman muda. Bahkan ada petani padi yang bermigrasi ke kebun kopi. Kebutuhan robusta banyak sekali, terutama untuk industri. Pelaku industri memilih robusta untuk membuat minuman kopi botolan atau kemasan.***

*Muhammad Eka Pramudita, STP, Barista dan CEO PT Kemenady Industri Mandiri.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Daya Tarik Padi Jarwo

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan. Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img