Wednesday, September 11, 2024

Langkah Kemas Salak Ekspor,  Jaga Mutu Hingga Tangan Konsumen

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Pengemasan merupakah salah satu upaya menjaga mutu salak asal Indonesia hingga di tangan konsumen mancanegara. Menurut data International Trade Center (ITC) 98% kebutuhan salak di Kamboja terpenuhi dari Indonesia.

Salah satu eksportir salak yakni Untoro. Ia mengekspor salak nglumut organik di bawah bendera PT Zalac Food Indonesia. Menurut Untoro kategori buah ekspor berbobot minimal 100 gram per buah dengan tingkat kematangan 70%.

“Tiap buah minimal terdiri dari 3 biji dengan ukuran daging buah semuanya besar. Untuk mengetahuinya dilihat dari tampilan luar yang berbentuk bulat lonjong dan presisi. Kulitnya mulus mengilap tanpa duri,” ujar  Untoro (baca boks: Kemas Salak Ekspor).

Budidaya organik juga menjadi persyaratan untuk ekspor. Musababnya kesegaran buah lebih tahan lama.

Salak organik mampu bertahan di suhu ruang hingga 7 hari. Bandingkan dengan masa simpan  salak budidaya nonorganik yang hanya 4 hari di suhu ruang.

Menurut Untoro kualitas buah yang diminta oleh pasar Asia Tenggara dan Eropa sama saja. Perbedaannya dari segi pengemasan.

Permintaan dari pasar Eropa buah dikemas dalam kardus khusus pengemasan buah yang berisi informasi kadar pH, nama perusahaan yang mengirim, dan total bobot buah.

Setiap kardus berisi 9,5 kg salak. Ia menjual Rp30.000 per kg dengan catatan belum termasuk ongkos pengiriman. Pengiriman ke pasar Eropa masih menggunakan pesawat terbang lantaran jumlahnya belum terlalu banyak.

Untuk pengiriman ke Asia Tenggara menggunakan kapal dengan kemasan keranjang buah berbahan plastik. Bobot tiap keranjang sama seperti pengemasan ke Eropa, yakni 9,5 kg.

Ia menuturkan harga jual ke pasar Asia Tenggara lebih murah lantaran kuantitas lebih banyak, yakni Rp15.000 per kg. Untoro mengatur suhu udara dalam kontainer pada 10—20°C.

Ia rutin mengekspor salak sejak 2020 dan cara itu terbukti aman. Untoro menjual salak tidak lolos sortir seharga Rp10.000— Rp15.000 per kg ke pasar swalayan di kota besar seperti Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Baca Juga Ekspor Salah Ke Asia Dan Eropa.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kembangkan Produk Hilir, Warga di Medan Bikin Aneka Sambal Cabai Berpadu Andaliman

Trubus.id–Warga Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Richard, berinovasi  membuat aneka sambal cabai dengan campuran andaliman. Sambal Gerilya atau nama...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img